Selepas masa kuliah dan pencarian kerja, para sarjana baru dihadapkan pada dunia yang lebih baru, yaitu dunia kerja. Pada masa transisi seperti ini faktor pengelolaan keuangan sangat menentukan. Banyak para sarjana baru ini bingung dalam mengelola keuangan, hingga rentan terjadi kesalahan dalam mengatur pos-pos pengeluaran, investasi, dan sebagainya. Pada artikel mengenai keuangan kali ini akan mengulas beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang sering terjadi pada sarjana baru. Selamat membaca:
Sejumlah Kesalahan Pengelolaan Keuangan yang Paling Sering Terjadi pada Sarjana Baru
Salah Melakukan Negosiasi Gaji Pertama
Kesalahan pertama dalam hal keuangan yang sering kali dilakukan oleh para sarjana baru adalah mengenai negosiasi gaji pertama pada pekerjaan pertama. Memang harus diakui bahwa cukup sulit untuk menentukan gaji yang sesuai, padahal hal ini sangat menentukan, tidak hanya untuk tahun-tahun pertama bekerja, tapi juga untuk jangka panjang.
Beberapa penyebab kesalahan dalam menentukan gaji, antara lain:
- Belum memiliki pengalaman kerja, sehingga ragu dalam menentukan gaji yang pantas.
- Kurang dapat menilai kemampuan (skill/bakat, keterampilan, pengetahuan) diri sendiri.
- Kurangnya analisis dan pertimbangan pada faktor kebutuhan hidup (transportasi, konsumsi, dsb.), serta berbagai faktor lainnya.
- Kurang pengetahuan mengenai standar gaji untuk level pekerjaan yang akan dimasuki, dan lain sebagainya.
Nah, dengan mengetahui beberapa penyebab kesalahan dalam negosiasi gaji tersebut, semoga dapat membantu Anda para sarjana baru untuk lebih berani menentukan gaji dan bayaran yang pantas untuk pekerjaan yang Anda akan geluti.
Kurang Kontrol Terhadap Kebutuhan dan Keinginan.
Setelah menerima gaji pertama biasanya sarjana baru langsung kalap, baik untuk beli handphone baru, traktir teman dan keluarga, membeli hadiah, dan sebagainya. Padahal, tidak semua perlu dilakukan. Tetaplah bijak dalam mengeluarkan uang. Tentukan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan. Sisihkan sebagian gaji untuk tabungan, investasi, serta dana darurat.
Terlalu Mudah Membuat Kredit (Hutang).
Setelah memiliki pekerjaan, biasanya akan lebih mudah bagi seseorang untuk mendapat kredit, baik itu dari bank, berupa kartu kredit, maupun dari berbagai lembaga keuangan. Namun yang sering terjadi adalah seseorang terlalu mudah untuk membuat kredit. Ingin membeli berbagai keinginan, langsung menggunakan kartu kredit, ingin beli ini itu langsung mengajukan kredit baru. Sesuai dengan faktor sebelumnya, tentukan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan, dan jangan terlalu mudah membuat kredit.
Terlalu Menghindari Kredit.
Loh, kok tidak sesuai dengan poin sebelumnya? Tidak semua kredit akan berakibat buruk. Ada baiknya untuk tetap membuat kredit, terutama yang nilainya mudah untuk dijangkau (dilunasi). Apabila Anda sangat membutuhkan sesuatu, dan harus menggunakan kredit untuk mendapatkannya, maka lakukanlah. Setelah itu, pastikan kredit tersebut Anda lunasi tepat waktu.
Kredit yang dilunasi secara tepat waktu dan tidak mengalami penunggakan, akan menjadi catatan bank serta lembaga keuangan, yang akibat positifnya cukup besar untuk Anda di masa depan. Catatan positif ini akan mempermudah Anda di masa depan untuk mendapatkan kredit yang lebih bernilai, misalnya kredit pemilikan rumah, kredit bantuan modal (kredit usaha), dan sebagainya. Untuk itu, jangan hindari kredit, terutama untuk hal-hal yang sangat dibutuhkan.
Menunda Tabungan Pensiun dan Investasi.
Menyisihkan sebagian gaji untuk dana simpanan pensiun dan investasi sebenarnya sangat mudah dilakukan, namun yang terjadi hal ini sangat sering diabaikan. Padahal, tabungan pensiun dan investasi sangat dibutuhkan untuk masa depan.Berbagai lembaga keuangan seperti bank saat ini juga biasanya memiliki program tabungan pensiun yang dilengkapi dengan fasilitas asuransi dan investasi, yang dapat Anda pilih sebagai simpanan masa depan. Dana tabungan ini bisa Anda ambil dalam jangka waktu tertentu, dan bisa Anda gunakan untuk investasi, modal, maupun dana pensiun.
Yuk, jangan lewatkan kesempatan untuk mengeksplorasi artikel solusi lainnya di Kanal Kehidupan:
- Solusi Mengatasi Kesulitan Keuangan yang Lebih Sehat
- 6 Kebiasaan Pagi Ini Dapat Memperbaiki Mood Anda Seharian
- 5 Tips Sederhana Agar Istri Makin Cinta Kepada Suami
Mengapa Kesalahan Pengelolaan Keuangan Sering Terjadi?
Kesalahan pengelolaan keuangan sebenarnya terjadi tidak hanya pada sarjana baru, atau pegawai yang masih baru. Pada tingkatan yang lebih tinggi pun, kesalahan keuangan cukup sering terjadi. Namun, seiring bertambahnya pengalaman biasanya kesalahan pengelolaan keuangan bisa lebih berkurang.
Penyebab kesalahan pengelolaan keuangan terutama terjadi karena terlalu menganggap remeh hal-hal yang sudah disebutkan di atas, seperti menyisihkan gaji, mengontrol keinginan, dan lainnya. Memang hal tersebut merupakan hal kecil, namun efeknya bisa sangat besar seiring bertambahnya waktu.Bayangkan saja jika gaji Anda 4 juta sebulan, dan Anda dapat menyisihkan 10% dari gaji untuk tabungan investasi. Dalam 1 tahun Anda akan mendapatkan minimal 4,8 juta bersih.
Apabila Anda berencana bekerja selama 5 tahun, dengan asumsi gaji Anda tidak berubah, maka dalam 5 tahun Anda akan memiliki tabungan sebesar 24 juta. Uang senilai itu dapat Anda gunakan untuk membukan usaha kecil, tabungan haji, dan sebagainya. Menarik, bukan?
Nah, agar tidak terjadi lagi salah kelola keuangan, jangan meremehkan hal-hal kecil mengenai keuangan. Lakukan perbaikan tata kelola keuangan pribadi mulai dari sekarang. 🙂